Apps World

Software Bunker

Meningkatkan Visibilitas Finansial Usaha Menengah ke Atas

DJAKARTA.ID – Banyak perusahaan yang masih mengandalkan laporan keuangan sederhana. Hal ini dikarenakan data Financial Planning and Analysis (FP&A) membutuhkan waktu audit yang lama melewati penutupan buku setiap bulannya. Seperti yang kita ketahui bahwa detail FP&A ini dapat membantu para pemimpin bisnis dalam pembuatan keputusan, persiapan strategi, dan menemukan adanya peluang bisnis.

Menjawab permasalahan ini, Bunker hadir menawarkan solusi visibilitas keuangan secara cepat. Platform startup yang baru diluncurkan di Inonesia ini mampu meningkatkan visibilitas keuangan dengan menemukan data-data lebih akurat di mana seringkali terlewat di data akuntansi perusahaan atau Enterprise Resource Planning (ERP).

Layanan Bunker digagas oleh Shivom Sinha yang menjalani karirnya di KKR, kemudian berperan penting dalam mendorong fungsi strategis keuangan untuk Gojek, Uber dan Kargo di seluruh Indonesia dan Asia Pasifik.  Shivom mengakuisisi konsultan layanan pembukuan dan pajak, Proyek Beta. Bunker kemudian merancang bagaimana sebuah produk dapat melayani C-level dengan memanfaatkan pengalaman eksekutifnya sendiri.

Bunker akan sangat mudah menelusuri data melalui pemindaian ribuan baris transaksi serta data lainnya guna menemukan biaya khusus vendor, peluang negosiasi syarat pembayaran, mendorong penganggaran ad-hoc, mengelola hubungan investor, maupun melakukan penggalangan dana dengan proses lebih lancar. Hal tersebut dapat dilakukan Bunker hanya dalam hitungan hari setelah penutupan buku. Klien-klien Bunker telah membuktikan penghematan biaya minimal sebesar 10% dari OpEX selama penggunaan pertama.

“Dalam situasi ekonomi saat ini, CEO dan CFO memegang standar tinggi dalam strategi keuangan perusahaan. Namun, siklus Financial Analysis and Planning (FP&A) terbukti dangkal, lambat, dan menghabiskan terlalu banyak jam kerja setiap bulannya. Data keuangan yang paling lengkap untuk mendapatkan wawasan kritis dalam perusahaan adalah file-file pembukuan, namun proses membongkar dan mengolah datanya sangat melelahkan. Terkadang terjadi kelalaian yang dapat menyebabkan cash flow dan penganggaran buruk. Bunker hadir untuk melakukan apa yang telah saya lakukan sepanjang karir saya, yaitu secara efisien menjembatani kesenjangan tersebut sehingga pemimpin dapat merencanakan dan menjalankan bisnis dengan tepat,” kata Shivom Sinha, CEO dan Co-Founder, Bunker.

Disesuaikan dengan sistem tim manajemen di Indonesia dalam mengoperasionalkan data FP&A, Bunker tidak hanya menjadi software yang intuitif untuk digunakan, namun memiliki gaya onboarding layaknya pramutamu yang memudahkan. Layanan Bunker mencakup laporan PDF bulanan yang terdiri dari poin-poin, grafik dan tabel dalam bahasa yang mudah dipahami, serta menghadirkan kolaborasi strategis lintas fungsi.

Bunker telah terintegrasi dengan software seperti Xero, NetSuite, QuickBooks, Jurnal, Accurate, SAP dan lainnya. Tidak seperti perangkat lunak intelijen bisnis yang ada di pasaran, Bunker tidak memerlukan waktu berminggu-minggu untuk diimplementasikan, hanya dalam hitungan hari dan tanpa pemasangan atau pelatihan yang rumit bagi pengguna, Bunker siap digunakan.

“Bunker memanfaatkan algoritma cerdas dalam memproses data buku besar keuangan klien untuk menemukan peluang terbaik yang sebelumnya tidak dimanfaatkan dan seringkali terlewat selama proses audit bulanan manual,” ujar Jibrilia Alamsjah selaku Co-Founder & Strategic Advisor Bunker menambahkan.

Tim Bunker terdiri dari para pemimpin yang sangat berpengalaman dengan berbagai latar belakang seperti keuangan, akuntansi dan teknologi dari JP Morgan, Deloitte, PWC, Bursa Efek Indonesia, Meta, ByteDance, ST Telemedia, serta perusahaan besar lainnya.

Bunker telah mendapatkan lebih dari 5 juta USD untuk mendorong startup dan usaha menengah ke atas di Indonesia dalam memasuki era baru dengan profitabilitas cepat dan pertumbuhan yang ideal. Dukungan investor termasuk Alpha JWC, January Capital, Northstar Group, GFC, Money Forward dan lainnya, termasuk juga angel investor ternama Chris Lin, Rosemary Hua DeAragon dan Tiger Fang.

“Kemampuan Bunker dalam menyediakan gambaran keuangan yang komprehensif memungkinkan tim finance untuk memanfaatkan waktu kerja mereka dengan lebih efisien dan bijak,” ungkap Eko Kurniadi sebagai Partner di Alpha JWC mengatakan.

Bunker wajib diimplementasi oleh setiap perusahaan. Bunker terbukti sangat dibutuhkan oleh Kargo untuk memetakan dan mengarahkan profitabilitas selama masa-masa sulit perusahaan. “Berasal dari lingkungan yang didorong oleh data di Lazada dan Uber, saya merasa bahwa ketelitian yang dilakukan dunia operational dapat diimbangi dengan ketelitian dalam FP&A sekarang di Kargo,” tutup Tiger Fang, CEO & Co-Founder Kargo. (aul)