Events

Revive the Reef

HiLo dan WWF Peringati Hari Konservasi Alam Internasional Melalui Aksi Tanam 12.500 Terumbu Karang di Ujung Kulon

Bertepatan dengan perayaan Hari Konservasi Alam Internasional yang jatuh pada tanggal 28 Juli, Hilo, susu tinggi kalsium dengan 74 mineral organik dari alga merah untuk gerak lebih gesit, berkolaborasi dengan WWF Indonesia, menggelar Program HiLo Green Action : Revive The Reef di Perairan Pulau Badul, Taman Nasional Ujung Kulon, Provinsi Banten. Program penanaman terumbu karang ini menjadi bentuk kepedulian dan komitmen HiLo terhadap ekosistem perairan di Indonesia. Dalam Press Conference yang digelar pada 27 Juli, hadir sebagai narasumber Angelique Dewi (Head of Green Committee HiLo), Anwar Purwoto (Direktur program Sumatera dan Kalimantan WWF Indonesia), Yuyun Kurniawan (Project Leader WWF Indonesia program Ujung Kulon), serta Nadine Chandrawinata (Brand Ambassador Program Revive The Reef).

Angelique Dewi menyampaikan, "HiLo menyadari bahwa alam telah memberikan kandungan terbaiknya yang terdapat dalam Susu HiLo, berupa mineral organik alga merah yang berasal dari laut. Sehingga, sudah sepantasnya kami bisa memberikan kontribusi balik terhadap alam, salah satunya melalui program HiLo Green Action: Revive the Reef. Bersama WWF Indonesia, HiLo ingin menginspirasi masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan, termasuk ajakan untuk dapat terlibat dalam program ini melalui pembelian produk HiLo, di mana kami menyisihkan sebagian hasil penjualan selama bulan Januari - Mei 2016, untuk menanam 12.500 terumbu karang di Perairan Pulau Badul, Taman Nasional Ujung Kulon."

Nadine Chandrawinata menuturkan, "Terumbu karang tidak hanya sekedar menjadi rumah bagi 25% dari total kehidupan di bawah laut, ternasuk 3000 jenis di laut, namun juga bermafaat bagi manusia sebagai sumber ekonomi dan pangan, pelindung garis pantai, hingga daya tarik wisata. Namun sayangnya, lebih dari 2/3 terumbu karang di Indonesia berada dalam kondisi rusak dan terancam punah akibat sampah, pembangunan pemukiman, dan bom untuk menangkap ikan. Oleh karena itu, HiLo Green Action : Revive The Reef ini menjadi salah satu cara kami dalam menyelamatkan potensi laut Indonesia."

Tidak hanya di Indonesia, namun fakta kondisi laut secara global juga mengkhawatirkan. Mulai dari perubahan iklim, hingga prakiraan kenaikan suhu laut 3-50C hingga tahun 2100. Apabila terus berlangsung, maka dunia akan kehilangan terumbu karang pada 2050. Saat ini, 50 % terumbu karang dunia juga telah rusak dan sepertiga dari seagrass telah hilang. Selain itu, 29% stok ikan di dunia juga telah mengalami penangkapan berlebih (overfishing).

Anwar Purwoto turut menyampaikan, "Mewakili WWF Indonesia, kami tentu mendukung upaya berbagai pihak, seperti HiLo, yang turut menjaga kelestarian alam, terutama perairan laut Indonesia yang tentunya memberikan manfaat, baik secara langsung maupun tidak langsung, kepada masyarakat sekitar kawasan konservasi alam, seperti kelompok Paniis Lestari di sekitarTaman Nasional Ujung Kulon."

Yuyun Kurniawan menambahkan, "Setelah ditanam, WWF dan kelompok Paniis Lestari akan melakukan pemantauan dan perawatan terhadap terumbu karang ini, untuk memastikan mereka dapat tumbuh dengan baik. Kami juga melakukan penandaan dan pemotretan untuk kemudian dilakukan "Geotag" pada kali pertama koloni karang diletakan di laut serta melakukan pengamanan kawasan terumbu karang." Penggunaan "Geotag" memudahkan pemantauan terhadap terumbu karang yang ditanam melalui akses Google Earth."

"Sebenarnya, masyarakat pun juga memiliki berbagai cara konservasi laut yang dapat dengan mudah dilakukan, di antaranya dengan berwisata laut dengan bijak seperti tidak menginjak terumbu karang dan tidak membuang sampah, mengkonsumsi seafood dengan bijak menggunakan panduan aplikasi Seafood Advisor, terutama untuk jenis satwa laut yang jumlahnya sudah sangat sedikit di alamSelain itu penangkapan ikan juga musti menghindari penggunaan alat tangkap ikan yang menyebabkan kerusakan seperti bom ikan, racun dan jaring dasar atau jaring dengan mata jaring terlalu kecil. Dengan begitu, kalian telah cukup berkontribusi untuk menyelamatkan kekayaan alam bumi ini," tambah Anwar.

"Semoga momen Hari Konservasi Alam Intenasional ini dapat menjadi momentum yang tepat bagi HiLo dan WWF Indonsia untuk bisa menginspirasi masyarakat agar mulai dan lebih peduli terhadap pelestarian ekosistem alam," tutup Angelique.

Informasi lebih lanjut mengenai HiLo Green Community dan kegiatan hijau lainnya yang HiLo lakukan dapat dilihat dengan mengunjungi website www.hilo.co.id; www.facebook.com/susuhilo atau follow twitter @hilo.