Health

Ayo 3M Plus Vaksin

Komitmen Takeda Dukung Program Melawan Demam Berdarah

DJAKARTA.ID – Data dari Kementerian Kesehatan RI menyebutkan bahwa dari awal tahun hingga minggu ke-20 di 2023, tercatat ada 33,027 kasus demam berdarah (DBD) dengan 258 kematian. Kasus ini nyatanya masih menjadi ancaman nyata bagi masyarakat Indonesia. Takeda, sebuah perusahaan farmasi yang terus berkomitmen untuk mendukung program pemerintah dalam menurunkan angka kematian akibat DBD. Bersama dengan para pemangku kepentingan, Takeda mengajak masyarakat untuk melengkapi perlindungan keluarga dan bersama melawan DBD dengan gerakan #Ayo3MplusVaksin.

“Kerjasama dengan dukungan mitra antara pemerintah dan Takeda yang kuat akan membantu mempercepat tercapainya target eliminasi demam berdarah di Indonesia,” ungkap dr. Siti Nadia Tarmizi (Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik).

Saat ini sudah ada vaksin untuk DBD yang dapat menjadi pilihan bagi perlindungan dini. Vaksin ini bisa diberikan kepada usia anak 6 tahun hingga dewasa 46 tahun. Meskipun belum menjadi menjadi program resmi, pemberian vaksin DBD ini sudah menjadi imunisasi pilihan yang direkomendasikan untuk mencegah terjangkit DBD.

DBD merupakan salah satu kasus penyakit yang dapat dicegah melalui pemberian imunisasi (PD3I). “Vaksinasi DBD dapat mengurangi risiko seorang anak terkena infeksi DBD yang berat. Infeksi tersebut memiliki dampak bisa terjadinya kebocoran plasma darah atau anak mengalami syok. Kondisi itulah yang dapat menyebabkan kematian pada beberapa kasus DBD. Dengan adanya vaksin, diharapkan akan lebih banyak anak yang dapat terlindungi dari DBD. Vaksinasi juga dapat menurunkan tingkat rawat inap. Hal ini akan mengurangi beban biaya rawat yang signifikan dan juga kehilangan waktu kerja dan sekolah,” tambah dr. Anggraini.

Vaksinasi DBD saat ini telah mendapat rekomendasi untuk anak dan dewasa oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI). Kementerian Kesehatan RI menargetkan angka kasus DBD berkurang dari 10 per 100.000 penduduk pada 2024, dan akan 0 kasus kematian pada tahun 2030. Selain Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus, Kementerian Kesehatan RI memanfaatkan teknologi Wolbachia. Wolbachia merupakan bakteri yang dapat tumbuh alami pada serangga terutama nyamuk, kecuali nyamuk aedes aegypti. Bakteri ini bisa melumpuhkan virus dengue, jadi bila ada nyamuk aedes aegypti menghisap darah.

Lebih lanjut, orang tua memiliki peran yang penting dalam meminimalisir jumlah kasus DBD. Mereka diharapkan bisa waspada dan melakukan antisipasi dengan cepat saat terjadi lonjakan kasus di lingkungan rumah, sekolah, tempat penitipan anak, maupun tempat bermain anak. “Saat Mars, anak kedua kami, terdiagnosis demam berdarah, rasanya benar-benar seperti mimpi buruk. Setelah sembuh pun tidak serta merta menghilangkan kekhawatiran kami karena kemungkinan terjangkit kembali masih ada. Kami pun menjadi lebih waspada terhadap bahaya DBD. Tapi dengan adanya perlindungan dari DBD yang komprehensif dengan #Ayo3MPlusVaksin, kami merasa lebih tenang karena bisa memberikan perlindungan lebih dan mengurangi kemungkinan terjangkit DBD berat sehingga harus menjalani rawat inap di rumah sakit,” ungkap Ringgo Agus Rahman, Aktor dan Pembawa Acara.

Andreas Gutknecht selaku General Manager Takeda Indonesia menyampaikan harapan besarnya terhadap vaksinasi DBD ini. “Semoga vaksinasi ini dapat membantu keluarga Indonesia untuk mendapatkan perlindungan yang komprehensif, sehingga kita bersama dapat mencapai tujuan Indonesia yaitu nol kematian akibat DBD pada tahun 2030.”

Takeda juga telah meluncurkan website www.cegahdbd.com, sosial media @cegahdbd.id (Instagram), Cegah Demam Berdarah (facebook), Youtube CegahDBD, serta kampanye #Ayo3MplusVaksin dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya DBD dan perlindungan yang komprehensif terhadap DBD. (aul)