PT Hisamitsu Pharma Indonesia dengan produk legendarisnya, Koyo Salonpas kembali mengajak anak muda Indonesia untuk berkolaborasi melakukan aksi nyata yang bermanfaat serta berdampak positif terhadap lingkungan luas melalui gerakan filosofisnya yang bertajuk ‘Rekatkan Kehangatan’.
President Director PT Hisamitsu Pharma Indonesia, Kato Hirofumi, dalam acara temua media tanggal 17 Mei di Jakarta berujar, “Gerakan ‘Rekatkan Kehangatan’ berpijak pada visi-misi Hisamitsu global dalam turut meningkatkan kualitas hidup setiap invidu di dunia melalui penyebarluasan budaya pengobatan dengan patch. Selaras dengan visi, mini, dan filosofinya tersebut, kami menggelar gerakan ‘Rekatkan Kehangatan’ yang bertujuan menyebarluaskan inspirasi positif dan semangat pantang merasa letih di kalangan masyarakat luas, termasuk kalangan muda, untuk bersama-sama melakukan aksi nyata yang kontributif, penuh kepedulian dan persahabatan, guna ikut mewujudkan kualitas lingkungan dan masyarakat sekitar yang lebih baik.”
Pelibatan kalangan muda pada gerakan ini memiliki arti penting. Menurutnya ini juga terkait dengan tren jumlah pengguna Koyo Salonpas’ dari kalangan anak muda terus menunjukkan peningkatan. Tren ini mendorong Salonpas” untuk terus menyemangati para penggunanya untuk selalu pantang merasa letih dalam menebar inspirasi positif melalui karya dan aksi nyata.

Sementara itu Product Manager PT Hisamitsu Pharma Indonesia, Zulfadli menginformasikan bahwa gerakan yang dimulai untuk kali pertama pada 2018 ini sejatinya memiliki ragam aktivitas yang tak terbatas. Setelah sebelumnya mengajak kalangan muda bersih-bersih gunung dari sampah, melakukan aktivitas di area publik untuk pantang malas melakukan gerak-badan, tahun ini Salonpas mengajak kalangan muda untuk menjaga keutuhan ekosistem lingkungan melalui kegiatan menanam mangrove.
“Esensi gerakan ‘Rekatkan Kehangatan’, Koyo Salonpas° adalah menyebar inspirasi agar makin banyak masyarakat yang tergugah untuk turut melakukan kebaikan untuk Iingkungannya, apapun jenis kebaikan yang mereka lakukan. Salonpas menyosialisasikan gerakan ini di 24 kampus di berbagai daerah di Indonesia guna mengajak mereka terlibat Iangsung, atau melakukan aktivitas positif sendiri untuk kemudian diunggah ke akun media sosial masing-masing serta menyerukan kepada orang lain untuk berbuat dan berbagi kisah kebaikan serupa,” terang Zulfadli.
“Kami optimistis gerakan ini akan diterima dengan baik di kalangan anak muda. Kami berharap, penggunaan media sosial anak-anak muda yang bergabung dalam gerakan ini akan efektif dalam memasyarakatkan kebaikan ‘Rekatkan Kehangatan’ di kalangan masyarakat yang lebih luas. Sebab, seperti kita ketahui bersama, Indonesia tengah menghadapi bonus demografi di mana Gen Y serta Gen Z yang sangat melek digital saat ini jumlahnya sangat besar, lebih dari 90 juta jiwa. Mereka adalah generasi produktif yang harus terus kita dorong agar tak henti berkreativitas dan tak telah berkontribusi untuk bangsanya,” lanjutnya.

Gerakan menanam mangrove dengan melibatkan kalangan muda yang menjadi tema gerakan ‘Rekatkan Kehangatan’ tahun ini mendapat sambutan positif dari pakar ilmu kelautan dan mangrove Institut Pertanian Bogor, Prof Dietriech Bengen. la mengatakan, Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki garis pantai hampir 100 ribu kilometer yang saat ini terancam oleh meningginya air laut akibat perubahan iklim.
“Meningginya air laut di banyak daerah telah mengakibatkan erosi dan abrasi. Salah satu faktor pendukung terjadinya abrasi dan erosi di daerah-daerah pesisir adalah rusaknya kawasan-kawasan mangrove. Penanaman kembali mangrove di pesisir tentu saja menjadi salah satu upaya efektif untuk mengantisipasi kemungkinan abrasi, penurunan permukaan tanah, dan rehabilitasi daerah-daerah dekat pantai di Indonesia. Namun, di luar itu, penyelamatan daerah pantai dan penanaman mangrove selain bisa berdampak positif pada ekologi, juga sosial dan ekonomi,” ujar Prof Dietriech Bengen.
Sementara itu, pakar psikologi dari Universitas Indonesia, Anna Surti Ariani, S.Psi. M.Si., memberikan tanggapan dari sudut pandang yang berbeda terhadap gerakan ‘Rekatkan Kehangatan’ yang diinisiasi oleh Koyo Salonpas”. Anna melihat bahwa gerakan yang mengajak anak-anak muda yang hidup di era digital dan sosial media ini untuk beraksi bersama dan bahu-membahu menyebarkan manfaat kepada lingkungan dan alam sekitar adalah sangat positif untuk mental dan karakter mereka.

Menurutnya, era digital dan media sosial banyak diopinikan telah mendorong banyak masyarakat, termasuk kalangan muda untuk cenderung kurang dalam melakukan interaksi langsung dengan orang lain. Akibatnya, kontak sosial dengan masyarakat dan lingkungan sekitar menjadi menurun. Terkait dengan potensi dan kompetensi diri, kesulitan dalam berinteraksi tentu saja akan mengganggu kehidupan sosial dan empati mereka.
“Gerakan ‘Rekatkan Kehangatan’ yang menekankan pada semangat kolaboratif, persahabatan, dan gotong-royong, menjadi salah satu solusi yang baik untuk membantu anak-anak muda zaman now meningkatkan kemampuan berinteraksi, serta menumbuhkan semangat persahabatan, berempati, berkontribusi, dan menghargai lingkungan sekitarnya,” ujarnya.
Inspirational brand Ambassador Salonpas, Nadine Chandrawinata mengatakan, “Aksi nyata yang dilakukan oleh anak-anak muda yang terlibat dalam gerakan ‘Rekatkan Kehangatan’ Koyo Salonpas° sangat membanggakan. Apa yang telah dilakukan adalah bentuk nyata dari kuatnya komitmen kalangan muda untuk dalam berkolaborasi penuh persahabatan berbuat kebaikan untuk keberlangsungan lingkungannya. Dengan berbagi semangat untuk pantang letih dalam beraksi nyata melalui akun media sosial mereka, saya berharap makin banyak anak muda-anak muda Iainnya terinspirasi untuk berbuat kebaikan yang sama.”
Posting komentar